jump to navigation

Memutus Lingkaran Setan Generasi SANDWICH March 10, 2013

Posted by snhadi in Senyuman Cinta.
trackback

sandwichSebagian kita mungkin masih percaya bahwa anak adalah investasi masa depan. Para orang tua berusaha semaksimal mungkin menyiapkan anaknya agar suatu saat anaknya bisa hidup mandiri, dan sembari berharap masa depan kedua orang tuanya ikut terjamin karena sang anak.

Meskipun saya yakin, anak kita tidak akan segan-segan menjaga kita di masa tua nanti, dengan segenap perhatian dan kasih sayangnya, tentu bagi saya ini bukan kondisi yang ideal yang diharapkan. Sebagai orang tua tidak patut rasanya kita menjadi beban anak-anak kita nantinya.

Jika kita sesekali pergi ke daerah-daerah wisata misalkan Bali, kita akan bisa menyaksikan tidak sedikit turis asing berusia lanjut yang berlibur menikmati hari, berdua dengan pasangannya, tanpa kehadiran sang anak di sisi mereka. Seolah mereka kembali menikmati masa bulan madu seperti waktu muda. Saya salut dengan kemandirian yang mereka tunjukkan. Mereka seolah sama sekali tidak bergantung pada support sang anak di usia senja mereka.

Pensiun_kaya

Bagi saya ini bentuk keberhasilan yang mereka capai. Mereka bisa menyiapkan anak-anaknya hidup mandiri. Di sisi lain mereka berhasil menyiapkan diri sendiri sehingga tidak bergantung pada upaya balas budi anaknya di masa tua mereka. Mereka sama sekali tidak menghasilkan generasi sandwich.

Generasi Sandwich, Apa Itu?

Tentu kita tahu persis makanan sandwich bukan? makanan cepat saji yang terdiri atas dua helai roti yang di dalamnya terdapat lapisan-lapisan daging atau sayuran. Masing-masing lapisan di dalam dua roti ini saling melekat dan tak terpisahkan.

Lalu apa hubungannya makanan sandwich dengan generasi sandwich? Generasi sandwich pada hakikatnya adalah sebuah analogi dimana anak kita di masa depannya tidak hanya terbebani dengan upaya pemenuhan kebutuhan mereka saja tetapi juga men-support kebutuhan orang tuanya. Yang berarti di usia senja para orang tua tidak bisa mandiri.

Generasi sandwich tentu tidak menguntungkan. Iya kalau sang anak di masa depannya merupakan orang yang kaya raya. Bagaimana kalau ternyata kehidupan keluarga mereka biasa-biasa saja, kehadiran beban tambahan orang tua tentu menjadikan mereka kesulitan memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Kalau sudah begini, apa dampaknya? mereka akan tidak maksimal menghasilkan generasi-generasi penerus yang kuat dan mandiri. Karena sumber daya yang mereka miliki terpecah demi menanggung beban orang tuanya juga. Dan lingkaran setan seperti ini akan terus berputar tanpa ujung.

Karena itu, sudah sepatutnya kita berupaya untuk bisa memutus mata rantai generasi sandwich ini. Sebagai orang tua kita tidak hanya harus bisa menciptakan generasi penerus yang mandiri tetapi juga harus bisa menjadikan kehidupan hari tua kita tidak menjadi beban anak-anak kita.

Lalu bagaimana caranya?

Sejujurnya saya bukan seorang perencana keuangan. Tetapi saya hanya seorang pembelajar yang tidak segan-segan melahap buku-buku perencanaan keuangan. Dari buku-buku dan tulisan para pakar lainnya, saya menyimpulkan bahwa kita harus memiliki tujuan keuangan masa depan demi upaya memutus mata rantai generasi sandwich. Salah satunya adalah merencanakan pensiun.

Sumber: Femina.co.id

Sumber: Femina.co.id

Saya berharap dengan memiliki perencanaan keuangan untuk masa pensiun, saya tidak lagi membebani anak-anak saya di masa depan. Biarlah mereka fokus menyiapkan generasi-generasi penerus mereka agar lebih baik dari orang tuanya.

Setelah saya mencoba-coba berhitung, di usia saya yang menjelang 33 tahun ini, dengan menyiapkan dana hanya sekitar 300 ribu per bulan sampai masa pensiun tiba, saya bisa mendapatkan dana pensiun sekitar 4 MILIAR (sudah termasuk menghitung besar inflasi per tahun). Dengan dana sebesar ini, Insya Alloh saya dan isteri saya bisa mandiri di hari tua, tidak akan membebani masa depan anak-anak kami, dan berhasil memutus mata rantai generasi sandwich. Aamiin.

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment